Instrumen Musik Tradisional Minangkabau

Secara umum, instrumen musik tradisional Minangkabau terdiri dari instrumen musik tiup, instrumen musik pukul, dan instrumen musik gesek. Instrumen musik tersebut, umumnya terbuat dari bahan dasar kayu, bambu, logam, dan kulit. Nada dasar dari instrumen musik tradisional Minangkabau umumnya adalah nada C (250 Hz). Set instrumen musik tradisional Minangkabau umumnya terdiri dari :

Talempong, instrumen musik pukul yang terbuat dari bahan dasar logam, berbentuk seperti mangkok terbalik dengan tonjolan di bagian atasnya. Talempong terdiri dari nada-nada yang tersusun secara diatonis maupun pentatonis, sesuai dengan keperluan permainan musik. Karakteristik nada dari talempong dipengaruhi dimensinya, yaitu luas pemukaan dan volume ruang resonansi. Talempong dengan dimensi yang lebih besar akan menghasilkan nada yang lebih rendah bahkan hingga satu oktaf di bawah nada dasar, talempong ini disebut canang.

Gandang, instrumen musik pukul yang terbuat dari bahan dasar gelondong kayu dengan diameter yang cukup besar dan telah dikosongkan bagian tengahnya, gelondong kayu tersebut berfungsi sebagai rangka gandang; kulit yang dipasang menutupi kedua bagian ujung gelondong kayu tersebut berfungsi sebagai membran getar dari gandang. Dalam permainan musik tradisional Minangkabau, gandang berfungsi sebagai instrumen perkusi yang mengiringi tempo permainan musik. Gandang dapat menghasilkan suara dengan rentang frekuensi yang cukup luas, yaitu frekuensi rendah (bass) dan frekuensi menengah, tergantung cara memukul gandang tersebut; tetapi gandang tidak menghasilkan nada yang khusus seperti halnya talempong.

• Instrumen musik perkusi tradisional Minangkabau lainnya adalah tansa dan tambur, yang merupakan bentuk pemisahan dari fungsi suara yang dihasilkan oleh gandang. Tansa dapat menghasilkan suara frekuensi menengah yang lebih tinggi dari suara frekuensi menengah yang dihasilkan oleh gandang, dan tambur dapat menghasilkan suara bass yang lebih rendah dari suara bass yang dihasilkan oleh gandang.

Rabab, instrumen musik gesek yang terbuat dari bahan dasar kayu yang berfungsi sebagai rangka rabab; kulit yang dipasang menutupi ruang resonansi yang dibentuk oleh rangka rabab. Rabab memiliki bentuk fisis dan cara memainkan yang mirip dengan biola, senar rabab umumnya terbuat dari bahan dasar ekor kuda.

Bansi, instrumen musik tiup yang terbuat dari bahan dasar seruas bambu dengan diameter kecil; pada salah satu bagian ujung dari bambu tersebut, diameter lobangnya diperkecil; dan pada ujung lainnya disumbat dan disisakan celah tipis untuk penyearah udara yang ditiupkan. Pada bagian badan bansi, umumnya terdapat 10 lobang yang berfungsi untuk menghasilkan suara dan nada secara diatonis dalam rentang satu oktaf. Bansi umumnya menghasilkan nada menengah, bansi dengan dimensi (diameter dan panjang) yang lebih kecil akan menghasilkan nada yang lebih tinggi bahkan hingga satu oktaf di atas nada dasar.

Saluang, instrumen musik tiup yang terbuat dari bahan dasar seruas bambu dengan diameter yang hampir sama dengan bansi, tetapi memiliki panjang yang hampir dua kali panjang bansi, sehingga menghasilkan nada rendah satu oktaf di bawah nada dasar bansi. Kedua ujung saluang terbuka seperti pipa organa dan pada badan saluang terdapat empat lobang yang berfungsi untuk menghasilkan nada secara pentatonis.

Sarunai, instrumen musik tiup yang terbuat dari bahan dasar seruas bambu dengan diameter yang sangat kecil dan sangat pendek jika dibandingkan dengan bansi atau saluang. Pada salah satu ujung sarunai, dipasangkan kelep (puput) yang juga terbuat dari bahan dasar bambu dan berfungsi sumber suara; dan ujung lainnya terbuka. Pada badan sarunai terdapat empat lobang yang berfungsi sama halnya dengan empat lobang pada saluang.

One Response

  1. mantap bang…. tambahin lagi bang instrumenya..
    keren bang,,
    haahha
    http://juezsite.blogspot.com

    singgah” jo lah bang.

Leave a comment